Selasa, 16 Agustus 2011

Pesan Politik Buatmu Saudaraku

"Burung Makassar berkicau..."
Salam Integritas.

Sejauh ini wajah politik dinegeri kita sungguh sangat kusam, pertanyaannya "siapa yang telah membuatnya kusam...?"
Mengapa pertanyaan itu hadir?
Kepada siapa pertanyaan itu harus diberikan?

Sebagai generasi muda, saya ingin menantang teman-teman diseluruh penjuru negeri ini.
"Beranikah teman-teman menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut...?
Jika jawabannya BERANI, pertanyaan selanjutnya "Sebesar apa keberanian itu dan bagaimana menunjukkan bahwa kita berani?

Pertanyaan demi pertanyaan datang silih berganti, namun apa kita telah punya jawabannya, lagi-lagi ini merupakan tantangan buat kita para penerus tongkat estafet kepemimpinan masa depan.

Ini bukan orasi, namun kembali kepada diri kita masing-masing, jawabannya hanya satu "Jika bukan kita siapa lagi"

Pesan singkat saya "Berartilah lalu mati"

Selasa, 02 Agustus 2011

Orange : Sunset : Emas dikaki langit








Biarlah padi tetap menguning...
Langit tetap membiru...
Tetapi ada warna yang lebih menarik dikehidupan kita yakni ORANGE yang selalu memperindah langit sebanyak dua kali sehari....





Berrr.....






Senin, 11 Juli 2011

ACO mendapat dukungan dari masyarakat Enrekang

MAKASSAR - Sehelai spanduk bertuliskan dukungan kepada Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel Ilham Arief Sirajuddin menjadi Gubernur Sulsel menyambut kedatangan Ilham di Kota Enrekang, Jumat (08/07/2011). Tulisan dengan latar belakang warna oranye dipasang Aco Community Enrekang.

Ilham hadir di Enrekang untuk membuka Muscab DPC Demokrat Enrekang. Petahana Ketua DPC Partai Demokrat Enrekang Emil Salim Kulle dipastikan terpilih aklamasi dalam musyawarah cabang beberapa saat lalu.
   
Dua bakal calon ketua di Enrekang wakil Sekretaris Demokrat Sulsel Asrun Tukan dan anggota DPRD Sulsel Misriany Ilyas yang sebelumnya dikabarkan akan berkompetisi dalam muscab mengurungkan niatnya.

Rencananya nanti malam Ilham bersama pengurus demokrat Sulsel lainnya akan bertolak ke Kabupaten Sidrap untuk membuka muscab juga.

Muscab Demokrat Sidrapa diikuti oleh tiga bakal calon ketua masing-masing eks kader Golkar, Insan P Tanri, Wakil Ketua DPRD Sidrap Rusman, anggota DPRD Sidrap Fitria Yasin, dan incumbent Wahyuddin.(*)

Selasa, 28 Juni 2011

Mafia Dimana-mana.

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof Dr Muhammad Mahfud MD mengungkapkan kasus dugaan pemalsuan surat keputusan Mahkamah Kontitusi yang melibatkan mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Andi Nurpati, merupakan rekayasa Dewie Yasin Limpo.

Mahfud yang juga menjadi wishtler blower kasus dugaan mafia hasil surat suara pemilu 2009 ini mengatakan, Dewie adalah mastermind (otak pelaksana) pemalsuan. ""Dewie itu otak pemalsuan surat MK," katanya.

Mahfud juga mengatakan jika polisi telah menetapkan lebih dari empat tersangka terkait kasus tersebut. Hal tersebut diungkapkan kepada wartawan usai menghadiri acara dialog kebangsaan, Moral Clonging Pancasila di Aula Laica Marzuki, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu (25/6/2011) petang.

Membantah pengakuan Dewie yang juga adik kandung Gubernur Sulsel ini, Mahfud menyebutkan justru Dewie adalah pihak yang diuntungkan dengan surat palsu tersebut.

Mahfud mengemukakan, kasus ini sudah ditangani pihak Mabes Polri, dan sudah ditetapkan empat tersangka. Menurut Mahfud, pihaknya sebenarnya tak mengiginkan kasus ini menjadi seheboh sekarang jika saja Dewie tak melaporkan MK ke polisi.

Saat itu dia ditetapkan sebagai anggota DPR RI berdasarkan surat keputusan KPU. Namun langkah Dewie ke Senayan terganjal karena kemudian MK menyatakan surat tersebut palsu.

Dewie adalah calon anggota legislatif DPR RI dari Partai Hanura Sulsel. Dewie berada di daerah pemilihan Sulsel I. Dewie nomor urut pertama. Partai Hanura menempatkan 2 calegnya di DPR RI periode 2009-2014. Karena tak lolos ke Senayan, Dewie yang kala itu masih menjabat Ketua DPD Partai Hanura Sulsel melaporkan MK atas dugaan pemalsuan putusan MK.

Dewie, melalui Tadjuddin Rahman, satu dari 40 pengacara yang disiapkan untuk kasus ini, disebutkan, ia adalah korban dari kasus ini.

"Tahun 2009 lalu di acara temu alumni di Jakarta, saya bertemu Pak Mahfud MD, beliau bilang ibu Dewie jadi korban di kasus itu," kata Tadjuddin yang satu almamater dengan Mahfud di Fakultas Hukum UII Yogyakarta.

Tadjuddin mengemukakan, Mahfud awalnya menolak memberikan komentar. "Kalau terkait kasus yang ditangani saya tak mau komentar. Namun setelah diberitahu itu kasus pemalsuan hasil surat suara, Mahfud mengatakan Dewie yang justru dirugikan," kata Tadjuddin, mengutip dialognya dengan mantan menteri pertahanan di era Gus Dur itu.(*)
Penulis : Thamzil Thahir
Editor : Ridwan Putra

Inikah Wajah Perpolitikan Di Negeri Kita ini....?

Rentetan kasus yang menimpa kader Demokrat menggerus simpati pemilihnya. Kasus terbaru yang melibatkan  bendahara DPP Demokrat, Nazaruddin salah satu pemicunya.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) menemukan simpatisan Demokrat menurun sejak Februari 2010 hingga Mei 2011. Demokrat yang meraih 20,85 persen suara pada Pemilu 2009 kini tinggal 18,9 persen.

Sempat naik hingga 32 persen di Januari 2010, tapi hanya satu bulan. "Peningkatan itu dipicu euforia kemenangan Demokrat di Pemilu 2009. Apalagi selain menang Pemilu, Demokrat memenangkan SBY sebagai presiden," kata Peneliti Utama LSI, Saiful Mujani saat konferensi  pers, Minggu, 28 Mei.

Sejak di Maret 2010, anjlok ke 29 persen, April 2010 menjadi 27 persen, Agustus 2010 menjadi 26,6 persen, Oktober 2010 menjadi 22 persen, Desember 2010 menjadi 21,7 persen, dan pada Mei 2011 tinggal 18,9 persen.

PDIP sebaliknya. Simpati kepada Partai Megawati Soekarnoputri ini lebih tinggi dari persentase  suara mereka di Pemilu 2009.

Pada 2009 lalu, PDIP di posisi ketiga dengan 14,09  suara. PDIP sempat jatuh ke angka sembilan persen pada April 2010.  Namun, hasil survei terbaru Mei 2011,  PDIP sukses menyalip Golkar dengan 16,7 persen.

Saiful yang didampingi Direktur Eksekutif LSI Burhanuddin Muhtadi, mengatakan simpati itu diperoleh PDIP karena mampu memerankan diri sebagai partai oposisi dengan baik. PDIP dinilai sebagai partai yang jelas posisinya sebagai oposan.

Bagaimana dengan Golkar? Survei yang dilakukan 15-25 Mei 2011 itu menunjukkan sosialisasi  gencar tidak signifikan dengan simpati yang mereka dapat. Cenderung bertolak belakang.

Bukan hanya karena simpati  kepada Golkar yang melorot dari 14,45  persen pada Pemilu 2009 menjadi 12,5  persen pada Mei 2009. Tren suara Partai  Golkar sejak Pemilu 2009 sampai sekarang juga terlihat datar-datar saja.

"Tidak dinamis sebagaimana PDIP, PKS, dan Gerindra. Demokrat pun dinamis, tetapi bergerak ke arah negatif," urai Saiful.

Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia, Profesor Hamdi  Muluk yang hadir dalam presentasi survei menilai wajar jika beberapa partai  menunjukkan tren menurun. Termasuk  Partai Demokrat yang notabene pemenang pemilu.

Hamdi menyebut dua pemicu. Minimnya party identification atau ikatan  psikologis antara parpol dengan pemilih, serta isu kampanye yang tidak relevan dengan politik. Bahkan bisa disebut ada partai yang hanya menebar jargon kosong.

Ketika partai-partai gagal mewujudkan janji-janjinya pada saat  kampanye, maka rakyat pun  menunjukkan sikap antipati. Yang memprihatinkan, fakta-fakta itu menunjukkan politik bakal kehilangan substansinya.

Peneliti Politik LIPI, Lili Romli  yang juga hadir mengatakan fenomena distrust atau  hilangnya kepercayaan publik terhadap parpol dipicu banyak faktor. Salah satunya kaderisasi parpol yang tidak jalan.

Banyak kader yang direkrut bukan karena kapabilitasnya, melainkan karena kemampuan finansial  yang bisa dimanfaatkan untuk menghidupi partai. Maka tidak heran jika  banyak cukong yang bercokol di partai  politik saat ini.

"Distrust juga diperparah orang yang masuk parpol bukan untuk pengabdian, melainkan untuk mencari penghidupan," tandas Lili.

Senin, 27 Juni 2011

Selamat Atas Terbentuknya
Partai Serikat Rakyat Independen.


"Dari Timur Indonesia Bangkit"

Kami dari Sulawesi Siap Mendukung....

Jayalah Indonesia-Ku....